Friday, 22 March 2013

Saksi Sejarah Masuknya Islam Di Pulau Lombok

Saksi Sejarah Masuknya Islam Di Pulau Lombok | Masjid Kuno Gunung Pujut adalah serpihan sejarah Islam masa lalu di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kini kendati tidak lagi dipakai, namun bangunannya tetap menjadi bagian dari wisata religi dan sejarah yang mengingatkan kepada kita bagaimana penyebaran dan aktivitas ibadah agama Islam jaman dulu. Sebagai provinsi dengan mayoritas penganut agama Islam, masjid kuno Gunung Pujut adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat muslim.
Masjid Kuno Gunung Pujut - munsypedia.blogspot.com 
Bangunannya hingga kini terletak di sebuah bukit desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Masjid ini berukuran 8,6 x 8,6 m terbuat dari bambu dengan atap alang-alang. Tiang penyangga utamanya (saka guru) ada empat buah, tiang penyangga lainnya berjumlah 28 buah yang sekaligus berfungsi sebagai tempat menempelkan dinding. Kompleks bangunan masjid ini termasuk pedewa yakni sarana kegiatan ritual bagi penganut ajaran Wetu Telu pada masa lalu. Kini secara formal kegiatan pengajaran yang terkait dengan Islam Wetu Telu sudah tidak ada lagi sehingga masjid ini diklasifikasikan sebagai monument mati atau dead monument.

Selain menjadi saksi sejarah penting, masjid ini sangat unik karena didirikan di atas bukit. Menurut berbagai publikasi sejarah mendirikan bangunan yang bernilai sakral di sebuah gunung atau bukit adalah suatu kebiasaan. Di gunung Pujut selain berdiri masjid kuno juga terdapat bangunan-bangunan lain yang digunakan sebagai ajang pemujaan yang disebut dengan pedewa. Baik masjid maupun pedewa digunakan sebagai tempat melakukan ritual agama masa itu.

Upacara yang berhubungan dengan agama Islam dilakukan di masjid dengan dipimpin seorang kyai. sedangkan upacara ritual pemujaan roh nenek moyang dipimpin oleh seorang pemangku. Pemangku dipercaya berhasil menghubungkan orang yang masih hidup dengan roh-roh nenak moyang mereka di masa lalu. Ritual seperti itu disebut Nyelame Desa serta Nyaur Sesangi. Seluruh lafal-lafal pemujaan dan matera dibacakan oleh pemangku sedangkan untuk nama roh nenek moyang diucapkan tiap umat. Selain memuja roh nenek moyang, juga ada pemujaan terhadap dewa-dewa yang ada dalam ajaran Hindu .

0 komentar:

Silakan Gunakan Kolom berikut Untuk Bertanya Lebih lanjut"! Salam KELUARGA BESAR O-KAO!