Menurut pandangan masyarakat pada umumnya, segala macam bentuk ‘penitipan’ atau ‘pengalihan’ dana ke instuisi atau asset tertentu adalah investasi. Penanaman modal di warung atau toko, biasanya juga disebut investasi.
Tapi sebenarnya ada perbedaan yang mencolok antara trading dengan investasi.
Mari kita sederhanakan dengan skema berikut ini:
INVESTASI:
TRADING:
Cukup sederhana bukan? Atau masih kurang jelas? Oke, mari kita lihat dua contoh berikut ini.
- Pak Syamsul membeli sebuah rumah seharga 300 juta rupiah, lalu ia menyewakan rumah tersebut dengan ongkos sewa 20 juta per tahun.
- Pak Sulaiman membeli sebuah rumah seharga 300 juta rupiah, lalu ia menjual rumah tersebut seharga 350 juta.
Kita lihat bahwa pak Syamsul dan pak Sulaiman sama-sama membeli sebuah rumah dengan harga yang sama. Keduanya pun sama-sama mendapatkan uang dari rumah yang mereka beli itu.
Bedanya, pak Syamsul mendapat uang dari menyewakan rumahnya. Dalam hal ini, Pak Syamsul mendapatkan uang dengan cara ‘memberdayakan’ aset miliknya, yaitu rumah. Dengan itu, ia mendapatkan uang sebesar 20 juta per tahun. Ia baru bisa ‘balik modal’ paling tidak dalam 15 tahun. Itu pun kalau selama 15 tahun itu selalu ada yang mengontrak rumahnya.
Pak Sulaiman rupanya berpikir lain. Ia tidak menyewakan rumahnya. Ia justru berniat untuk menjual saja rumahnya itu. Ketika ia berhasil menjual rumahnya seharga 350 juta (yang dibelinya seharga 300 juta), maka ia sudah mendapatkan keuntungan sebesar 50 juta. Berbeda dengan pak Syamsul, pak Sulaiman mendapatkan keuntungan berdasarkan selisih harga jual dan harga beli rumahnya.
Dari dua contoh di atas, pak Syamsul dikatakan melakukan investasi, sedangkan pak Sulaiman melakukan transaksi jual-beli (=trading).
Jadi, kesimpulannya adalah: trading itu berbeda dengan investasi biasa.
0 komentar:
Silakan Gunakan Kolom berikut Untuk Bertanya Lebih lanjut"! Salam KELUARGA BESAR O-KAO!