Tuesday 10 July 2012

Perang Ketupat Tradisi Adat Masyarakat Desa Tempilang

Gambar
Gambar : Perang Ketupat
Perang ketupat adalah acara adat di Bangka Belitung, tepatnya di pulau Bangka. Acara ini diselenggarakan setiap pertengahan bulan sya'ban

Masyarakat desa Tempilang yang ada di Bangka Barat berperang dan orang-orang hanya bisa menonton tanpa ada yang melerai, bahkan memberi support yang berperang agar lebih bersemangat. Amunisi senjata yang mereka gunakan cukup unik, yaitu Ketupat! 

Kerusuhan satu kampung itu bukan kerusuhan biasa, kerusuhan ini sangat istimewa, karena perang tersebut merupakan tradisi acara adat yang dilakukan tahunan sejak beberapa abad silam, yang konon katanya sudah berlangsung sejak tahun 1883, bahkan sebelum Gunung Krakatau meletus. 

Acara yang dilaksanakan di pantai Pasir Kuning pada hari minggu 8 Juli 2012 ini dihadiri oleh semua warga Tempilang. Saat pelaksanaan tradisi, tidak ada satupun warga yang umumnya nelayan dan petani itu pergi melaut ataupun bekerja di ladang. Secara khusus, mereka membuat hari tradisi itu sebagai hari libur untuk bekerja. Dan event ini menarik para penduduk dari luar Tempilang, bahkan tampak wisatawan yang turut membaur diantara warga yang hadir sangat antusias menyaksikan acara tahunan ini. Ritual yang dilakukan merupakan kepercayaan saat zaman itu, dimana pada zaman itu belum mengenal agama. Jadi untuk sekarang ini, adat tersebut dilaksanakan bukan lagi sebagai kepercayaan, tetapi sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan, yang dapat menambah kekayaan budaya Indonesia. 

Acara dimulai dengan ritual Penimbongan dan Ritual Ngancak, yaitu ditujukan untuk memberi makan kepada makhluk halus. Pada penimbong tersebut terdapat Ayam Panggang, Telur, Ketan Kuning, Pisang, Ketupat, kemudian ada Bertih yaitu beras yang digoreng tanpa menggunakan minyak. Pada saat penimbongan, juga dimeriahkan dengan Tarian Campak, Tarian Serimbang, Tarian Kedidi dan Tarian Seramao. Untuk Tarian Kedidi ini ditampilkan oleh perguruan pencak silat Mawar Putih. Tari kedidi adalah sebuah tarian khusus untuk menghibur para tamu-tamu agung. 

Dalam hal ini, tamu agung yang telah hadir diantara masyarakat adalah Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Yan Megawandi, Kepala Dinas Kehutanan Perkebunan Babar Kemas Arfani, Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata dan Informatika Bangka Barat Yanuar, Kepala Dinas Pendidikan Bangka Barat Rojali, Kepala Kantor Arsip dan perpustakaan Bangka Barat Rukiman. 

Setelah semua prosesi dilaksanakan, barulah kepada puncak acara yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat, yaitu Perang Ketupat. Perang ini dari dua sisi, yaitu sisi laut dan sisi darat, semua nya sangat bersemangat untuk melempar ketupat kearah lawan, hingga debu-debu berterbangan. Kemudian acara berlanjut dengan Ngayok Perae yaitu menghayutkan perahu. Mengakhiri kegiatan seluruh acara Perang Ketupat di desa Tempilang, ritual Taber Kampong dilaksanakan, yaitu Menabur Kampong dengan air Tabor Bunga Pinang, dengan harapan rumah masyarakat terhindar dari bencana dalam setahun kedepan.



0 komentar:

Silakan Gunakan Kolom berikut Untuk Bertanya Lebih lanjut"! Salam KELUARGA BESAR O-KAO!