Kekasih Untuk Sahabatku _ Cerpen kali ini kiriman dari ihda mufida, yang tentu saja masih merupakan reader di blog ini.
Untuk lanjutan cerbung Cintaku bersemi di desa belum bisa di post part endingnya karena aku belum punya waktu buat ngedit. Jadi kita tampilkan dulu karya ihda mufida, yang emang nggak perlu ku edit lagi. So saran buat yang masih berniat untuk mengirim cerpennya kesini, langsung di atur EYD nya. Jadi nggak kelamaan di draf,
Baiklah, kebanyakan bacod sepertinya?. Yuks mending kita simak bareng - bareng. Cekidots....
Aku menyandarkan kepalaku di bahu lelaki yang duduk di sampingku ini. Melepas lelah setelah seharian mengelilingi Kota Surabaya.
Pikiranku melayang ke masa 1 tahun yang lalu. Saat itu aku sedang duduk di halte sambil membaca buku, menunggu bus yang akan membawaku pulang ke rumah.Belum lama aku duduk, datang seorang lelaki yang memakai seragam sama denganku.Dia duduk di sebelahku.Aku baru menghabiskan 2 lembar dari buku yang aku baca. Tiba tiba lelaki di sebelahku itu menepuk bahuku. Dia melempar senyum kepadaku,mengajakku berkenalan.Kami mengobrol kesana kemari.Ternyata dia satu angkatan denganku,hanya saja kami berbeda kelas.Sudah 2 tahun aku menuntut ilmu di SMA Cenderawasih, tetapi sepertinya baru hari ini aku mendapati lelaki ini di sekolahku.
“Rama, nggak terasa ya,sebentar lagi kita akan berpisah.Apakah kelak kau akan lupa denganku?” , Kataku yang baru saja tersadar dari lamunan masa laluku.
“Fira sayang,tak mungkin aku melupakanmu,aku masih mencintaimu” , Ujarnya sembari merangkul tubuhku.
“Cinta,coba kamu lihat keluar sana.Hari ini langitnya mendung ya,kamu tau nggak kenapa?” , Katanya lagi dan menunjuk ke luar ruangan.
“Enggak,emang kenapa?”
“Karena langit bersedih jika melihat kita berpisah.Hehehe ”
Dia mulai lagi dengan gombalan gombalannya yang selalu membutaku semakin jatuh hati padanya.Lelaki yang aku temui di halte satu tahun yang lalu itu bernama Rama.Dan Rama itu adalah lelaki yang sekarang duduk di sebelahku,dia adalah kekasihku.
Hari ini, Rama bersama Arya pergi ke kantin, teman sekelasnya.Saat membawa sebuah nampan yang berisi 2 gelas minuman,tak sengaja Rama menabrak seorang perempuan.
“Aduh,maaf” , Ucap Rama dan segera menaruh nampan yang dibawanya di atas meja.
“Gak apa apa,aku juga yang salah.Jalan gak lihat lihat.” , Perempuan itu sibuk mengelapi seragamnya yang basah dengan tisu.
Dalam sekejap, mereka berkenalan. Ternyata perempuan itu adalah Dhea. Dia adalah teman sekelasku. Bisa dibilang aku dan Dhea cukup dekat, karena kami sering mengobrol dan sesekali bertukar masalah satu sama lain.
Semenjak Rama mengenal Dhea, kami lebih sering ngobrol bertiga.Aku pun juga menjadi lebih sering menceritakan tentang Rama kepada Dhea.
“Fir. Kok kayaknya temen kamu yang namanya Dhea itu makin deket aja sama Rama,kamu nggak curiga?” Kata Airin, kawan dekatku sejak di SMP.
“Ah,kamu ini bicara apa.Mana mungkin mereka ada apa apa.Dhea kan temen aku” , Ucapku membela Dhea.
Memang terkadang, aku merasa cemburu ketika melihat Rama dan juga Dhea Nampak semakin akrab.Dan sesekali aku merasakan ketidaknyamanan jika Dhea terlalu sering mengikutku saat sedang pergi bersama Rama. Namun aku berusaha menghilangkan kecemburuanku,karena aku tidak mau berfikiran negatif terhadap sahabatku sendiri.
Setelah dipusingkan dengan ujian akhir beberapa waktu lalu,kini aku kembali dipusingkan lagi dengan beberapa tes untuk masuk ke perguruan tinggi. Setelah melewati beberapa tahap, akhirnya aku dinyatakan diterima.
Aku sangat gembira, karena akhirnya mimpiku terwujud. Aku diterima di salah satu perguruan tinggi di Jogja. Semua berkat Rama,karena selama ini dia yang selalu mengajariku jika ada mata pelajaran yang aku tak mengerti.Kegembiraan tak hanya berpihak kepadaku,tetapi juga terhadap Rama,dia juga diterima di pergurun tinggi di Bandung.aku tau,memang sejak dulu dia menginginkan bersekolah disana.
Aku yang masih sangat ingin bersama sama dengan Rama, atau memang waktu yang berjalan begitu cepat.Entahlah. Aku tak tau. Yang aku ketahui saat ini, ujian akhir telah usai,dan esok adalah hari perpisahan sekolah.
Malam sebelum hari perpisahan tiba, Rama sengaja mempersiapkan surprise untukku.Dia berharap, aku akan senang menerima pemberiannya.
“Cinta, datang ke taman ya malam ini” , Isi pesan yang dikirim oleh Rama ke ponselku.
Tanpa basa basi, ia segera mengambil sepeda motornya dan bergegas menuju tempat yang telah ia persiapkan.
Sesampainya disana, dia dapati aku tak membalas pesannya.Rama mengirim pesan kepadaku berulang kali, sesekali dia memiscallku. Namun sama sekali tak ada respon dariku.
Mataku terpejam di atas kasur dengan sebuah novel tergeletak di sampingku, dan sebuah ponsel yang layarnya mulai buram berada di genggaman tangan kiriku.Berulang kali layar itu berkedip kedip, tanda ada pesan dan panggilan masuk.Namun aku sama sekali tak menyadari karena ponselku aku silent dan aku telah tertidur pulas.
Sedangkan seorang lelaki dengan jumper berwarna hijau muda yang melindungi tubuhnya dari dinginnya malam sedang menungguku di sebuah kursi panjang berwarna putih, dibawah gemerlapnyua lampu yang mengelilingi taman.
“Cinta, kamu kemana? Aku rindu sama kamu. Aku pengen ketemu kamu malam ini. Aku yakin, kamu pasti datang. Kamu gak akan ninggalin aku sendiri disini. Datanglah cintaku. Aku sayang sama kamu,d an aku tau, kau juga sangat menyayangiku,” Ucap Rama yang masih memegang kotak kado yang telah terbungkus oleh sebuah kertas berwarna biru tua.
Waktu menunjukkan pukul 10 malam.Hampir 3 jam Rama menungguku. Belum juga ada balasan dariku. Akhirnya,dengan raut muka yang amat sangat kecewa,dia memutuskan untuk pulang. Pulang dengan tangan hampa.
Aku tertidur sebelum pesan dari Rama masuk ke ponselku. Jadi aku sama sekali tak mengetahui jika malam itu dia memintaku untuk menemuinya. Aku baru menegtahui semua pesan Rama ketika aku terbangun di pagi hari. Aku sangat menyesal dan merasa bersalah.
“Aku minta maaf sayang.aku semalam tertidur sebelum kamu berkirim pesan kepadaku.maafkan aku.” Ucapku ketika menemuinya di sekolah sebelum acara perpisahan dimulai.
“Tak apa Cinta, sudahlah, malam itu sudah berlalu” Dia tak marah padaku,tapi kulihat wajahnya, dia nampak sangat kecewa padaku.
Bebrapa hari ini, aku sering bertengkar dengan Rama. Hanya karena sebuah permasalahan kecil.Mungkin aku yang terlalu sensitif.Tetapi aku merasa dia tak menaruh perhatian lagi kepadaku. Apakah hanya karena malam sebelum perpisahan itu aku tak bisa menemuinya,sehingga membuatnya perlahan menjauh dariku?
Rama pergi ke bioskop, kali ini tak bersamaku. Mungkin dia ingin mendinginkan kepalanya karena pertengkaran kami yang tak kunjung usai. Sebuah tiket untuk menonton film buatan Amerika yang berjudul “Star Trek Into Darkness” yang baru saja dilincurklan beberapa hari yang lalu itu telah berada di genggaman Rama.
Rama segera mengambil tempat duduk di barisan depan,di sebelah kiri seorang perempuan yang mengenakan kaos berwarna merah kecoklatan. Ternyata perempuan itu adalah Dhea. Akhirnya pun mereka nonton bareng.
Tak ada aku, Dhea pun jadi. Mungkin begitu ujar Rama dalam hatinya.Sehabis nonton, mereka jalan seharian tanpa sepengetahuanku.
“Rama, makasih ya sudah mengajakku jalan jalan hari ini.”
Dhea nampaknya sangat gembira dan menikamati kebersamaannya dengan Rama.bahkan dia tak menghiraukan lagi jika lelaki yang sekarang bersamanya adalah kekasih sahabatbnya sendiri.
Aku menengok ke luar jendela.Langit mulai gelap. Namun belum juga kudapati pesan masuk dari Rama. Fikiran negatif mulai muncul satu persatu dari kepalaku. Kebiasaannnya meninggalkanku tanpa pamit ketika kami sedang betengkar.
Aku merasa dia benar benar telah berubah.sikapnya dingin,tak memperhatikanku lagi.Dan kini,dia lebih sering menolak ketika aku mengajaknya untuk bertemu.Dia selalu punya seribu alasan untuk menolak ajakanku.
Apa gerangan yang membuat dia berubah. Apakah telah ada perempuan lain di hatinya. Jika ia,siapakah perempuan itu?
To be continue
Komentar Admin : Perasaan aku aja atau emang ini kisah nyata. Jujur aja, sekilas aku ngerasa ini lebih kepada curhatan dari pada cerpen. Baik melalui pengambaran ataupun kosa kata yang di pakai. Just that…
Biodata penulis :
Judul cerpen : Kekasih untuk Sahabatku
Penulis : ihda mufida
Email : ihdamufida31@gmail.com
Untuk lanjutan cerbung Cintaku bersemi di desa belum bisa di post part endingnya karena aku belum punya waktu buat ngedit. Jadi kita tampilkan dulu karya ihda mufida, yang emang nggak perlu ku edit lagi. So saran buat yang masih berniat untuk mengirim cerpennya kesini, langsung di atur EYD nya. Jadi nggak kelamaan di draf,
Baiklah, kebanyakan bacod sepertinya?. Yuks mending kita simak bareng - bareng. Cekidots....
Aku menyandarkan kepalaku di bahu lelaki yang duduk di sampingku ini. Melepas lelah setelah seharian mengelilingi Kota Surabaya.
Pikiranku melayang ke masa 1 tahun yang lalu. Saat itu aku sedang duduk di halte sambil membaca buku, menunggu bus yang akan membawaku pulang ke rumah.Belum lama aku duduk, datang seorang lelaki yang memakai seragam sama denganku.Dia duduk di sebelahku.Aku baru menghabiskan 2 lembar dari buku yang aku baca. Tiba tiba lelaki di sebelahku itu menepuk bahuku. Dia melempar senyum kepadaku,mengajakku berkenalan.Kami mengobrol kesana kemari.Ternyata dia satu angkatan denganku,hanya saja kami berbeda kelas.Sudah 2 tahun aku menuntut ilmu di SMA Cenderawasih, tetapi sepertinya baru hari ini aku mendapati lelaki ini di sekolahku.
“Rama, nggak terasa ya,sebentar lagi kita akan berpisah.Apakah kelak kau akan lupa denganku?” , Kataku yang baru saja tersadar dari lamunan masa laluku.
“Fira sayang,tak mungkin aku melupakanmu,aku masih mencintaimu” , Ujarnya sembari merangkul tubuhku.
“Cinta,coba kamu lihat keluar sana.Hari ini langitnya mendung ya,kamu tau nggak kenapa?” , Katanya lagi dan menunjuk ke luar ruangan.
“Enggak,emang kenapa?”
“Karena langit bersedih jika melihat kita berpisah.Hehehe ”
Dia mulai lagi dengan gombalan gombalannya yang selalu membutaku semakin jatuh hati padanya.Lelaki yang aku temui di halte satu tahun yang lalu itu bernama Rama.Dan Rama itu adalah lelaki yang sekarang duduk di sebelahku,dia adalah kekasihku.
Hari ini, Rama bersama Arya pergi ke kantin, teman sekelasnya.Saat membawa sebuah nampan yang berisi 2 gelas minuman,tak sengaja Rama menabrak seorang perempuan.
“Aduh,maaf” , Ucap Rama dan segera menaruh nampan yang dibawanya di atas meja.
“Gak apa apa,aku juga yang salah.Jalan gak lihat lihat.” , Perempuan itu sibuk mengelapi seragamnya yang basah dengan tisu.
Dalam sekejap, mereka berkenalan. Ternyata perempuan itu adalah Dhea. Dia adalah teman sekelasku. Bisa dibilang aku dan Dhea cukup dekat, karena kami sering mengobrol dan sesekali bertukar masalah satu sama lain.
Semenjak Rama mengenal Dhea, kami lebih sering ngobrol bertiga.Aku pun juga menjadi lebih sering menceritakan tentang Rama kepada Dhea.
“Fir. Kok kayaknya temen kamu yang namanya Dhea itu makin deket aja sama Rama,kamu nggak curiga?” Kata Airin, kawan dekatku sejak di SMP.
“Ah,kamu ini bicara apa.Mana mungkin mereka ada apa apa.Dhea kan temen aku” , Ucapku membela Dhea.
Memang terkadang, aku merasa cemburu ketika melihat Rama dan juga Dhea Nampak semakin akrab.Dan sesekali aku merasakan ketidaknyamanan jika Dhea terlalu sering mengikutku saat sedang pergi bersama Rama. Namun aku berusaha menghilangkan kecemburuanku,karena aku tidak mau berfikiran negatif terhadap sahabatku sendiri.
Setelah dipusingkan dengan ujian akhir beberapa waktu lalu,kini aku kembali dipusingkan lagi dengan beberapa tes untuk masuk ke perguruan tinggi. Setelah melewati beberapa tahap, akhirnya aku dinyatakan diterima.
Aku sangat gembira, karena akhirnya mimpiku terwujud. Aku diterima di salah satu perguruan tinggi di Jogja. Semua berkat Rama,karena selama ini dia yang selalu mengajariku jika ada mata pelajaran yang aku tak mengerti.Kegembiraan tak hanya berpihak kepadaku,tetapi juga terhadap Rama,dia juga diterima di pergurun tinggi di Bandung.aku tau,memang sejak dulu dia menginginkan bersekolah disana.
Aku yang masih sangat ingin bersama sama dengan Rama, atau memang waktu yang berjalan begitu cepat.Entahlah. Aku tak tau. Yang aku ketahui saat ini, ujian akhir telah usai,dan esok adalah hari perpisahan sekolah.
Malam sebelum hari perpisahan tiba, Rama sengaja mempersiapkan surprise untukku.Dia berharap, aku akan senang menerima pemberiannya.
“Cinta, datang ke taman ya malam ini” , Isi pesan yang dikirim oleh Rama ke ponselku.
Tanpa basa basi, ia segera mengambil sepeda motornya dan bergegas menuju tempat yang telah ia persiapkan.
Sesampainya disana, dia dapati aku tak membalas pesannya.Rama mengirim pesan kepadaku berulang kali, sesekali dia memiscallku. Namun sama sekali tak ada respon dariku.
Mataku terpejam di atas kasur dengan sebuah novel tergeletak di sampingku, dan sebuah ponsel yang layarnya mulai buram berada di genggaman tangan kiriku.Berulang kali layar itu berkedip kedip, tanda ada pesan dan panggilan masuk.Namun aku sama sekali tak menyadari karena ponselku aku silent dan aku telah tertidur pulas.
Sedangkan seorang lelaki dengan jumper berwarna hijau muda yang melindungi tubuhnya dari dinginnya malam sedang menungguku di sebuah kursi panjang berwarna putih, dibawah gemerlapnyua lampu yang mengelilingi taman.
“Cinta, kamu kemana? Aku rindu sama kamu. Aku pengen ketemu kamu malam ini. Aku yakin, kamu pasti datang. Kamu gak akan ninggalin aku sendiri disini. Datanglah cintaku. Aku sayang sama kamu,d an aku tau, kau juga sangat menyayangiku,” Ucap Rama yang masih memegang kotak kado yang telah terbungkus oleh sebuah kertas berwarna biru tua.
Waktu menunjukkan pukul 10 malam.Hampir 3 jam Rama menungguku. Belum juga ada balasan dariku. Akhirnya,dengan raut muka yang amat sangat kecewa,dia memutuskan untuk pulang. Pulang dengan tangan hampa.
Aku tertidur sebelum pesan dari Rama masuk ke ponselku. Jadi aku sama sekali tak mengetahui jika malam itu dia memintaku untuk menemuinya. Aku baru menegtahui semua pesan Rama ketika aku terbangun di pagi hari. Aku sangat menyesal dan merasa bersalah.
“Aku minta maaf sayang.aku semalam tertidur sebelum kamu berkirim pesan kepadaku.maafkan aku.” Ucapku ketika menemuinya di sekolah sebelum acara perpisahan dimulai.
“Tak apa Cinta, sudahlah, malam itu sudah berlalu” Dia tak marah padaku,tapi kulihat wajahnya, dia nampak sangat kecewa padaku.
Bebrapa hari ini, aku sering bertengkar dengan Rama. Hanya karena sebuah permasalahan kecil.Mungkin aku yang terlalu sensitif.Tetapi aku merasa dia tak menaruh perhatian lagi kepadaku. Apakah hanya karena malam sebelum perpisahan itu aku tak bisa menemuinya,sehingga membuatnya perlahan menjauh dariku?
Rama pergi ke bioskop, kali ini tak bersamaku. Mungkin dia ingin mendinginkan kepalanya karena pertengkaran kami yang tak kunjung usai. Sebuah tiket untuk menonton film buatan Amerika yang berjudul “Star Trek Into Darkness” yang baru saja dilincurklan beberapa hari yang lalu itu telah berada di genggaman Rama.
Rama segera mengambil tempat duduk di barisan depan,di sebelah kiri seorang perempuan yang mengenakan kaos berwarna merah kecoklatan. Ternyata perempuan itu adalah Dhea. Akhirnya pun mereka nonton bareng.
Tak ada aku, Dhea pun jadi. Mungkin begitu ujar Rama dalam hatinya.Sehabis nonton, mereka jalan seharian tanpa sepengetahuanku.
“Rama, makasih ya sudah mengajakku jalan jalan hari ini.”
Dhea nampaknya sangat gembira dan menikamati kebersamaannya dengan Rama.bahkan dia tak menghiraukan lagi jika lelaki yang sekarang bersamanya adalah kekasih sahabatbnya sendiri.
Aku menengok ke luar jendela.Langit mulai gelap. Namun belum juga kudapati pesan masuk dari Rama. Fikiran negatif mulai muncul satu persatu dari kepalaku. Kebiasaannnya meninggalkanku tanpa pamit ketika kami sedang betengkar.
Aku merasa dia benar benar telah berubah.sikapnya dingin,tak memperhatikanku lagi.Dan kini,dia lebih sering menolak ketika aku mengajaknya untuk bertemu.Dia selalu punya seribu alasan untuk menolak ajakanku.
Apa gerangan yang membuat dia berubah. Apakah telah ada perempuan lain di hatinya. Jika ia,siapakah perempuan itu?
To be continue
Komentar Admin : Perasaan aku aja atau emang ini kisah nyata. Jujur aja, sekilas aku ngerasa ini lebih kepada curhatan dari pada cerpen. Baik melalui pengambaran ataupun kosa kata yang di pakai. Just that…
Biodata penulis :
Judul cerpen : Kekasih untuk Sahabatku
Penulis : ihda mufida
Email : ihdamufida31@gmail.com
0 komentar:
Silakan Gunakan Kolom berikut Untuk Bertanya Lebih lanjut"! Salam KELUARGA BESAR O-KAO!