Cinta ku Bersemi di Desa _ part ~ 04. Udah pada nggak sabar pastinya ya kan buat nyari tau kelanjutan kisah cintanya Dinda. Itu lho, yang terjebak di antara Anto sama Doni. he he he...
Oke lah, dari pada terus penasaran kayaknya lebih baik langsung lanjut baca aja deh. Ya nggak?. Sekedar info, Next adalah the last part. Happy reading.....
Eh, hampir aja lupa. Cebung Cintaku Bersemi di Desa adalah cerpen kiriman dari reader. Sekedar mengingatkan, buat yang pengen cerpennya nangkring di sini juga boleh kok. Caranya gampang tinggal kirim aja ke Anamerya17@gmail.com . Di tunggu karya nya ya...
Namanya juga jatuh, pasti sakit. Lain ceritanya jika jatuh cinta. Apa lagi kalau jatuh cinta karena terjatuh. Baiklah, kalimatnya cukup belibet sepertinya. Intinya sejak kejadian Dinda yang jatuh akibat terserempet motor kemaren, ternyata mampu mendekatkan hubungan antara ia dan Anto.
“Din kita mau jalan kemana nih?” Tanya Anto.
“E...” Dinda tidak langsung menjawab.“Gimana kalo kita ke pantai?"
“Ogah ah” tolak Anto.
“Lho kenapa?”
“Masak kita ke pantai jalan kaki, jauh tau.”
“Loe tu cowok pa cewek si?"
“Ya cowok lah.”
“Cowok jadi-jadian maksud loe huahahahaha” ledek Dinda.
Sedangkan yang di ledek hanya menatap Dinda dengan intens
“Eh… loe kenapa si, gue tau gue cantik tapi nggak usah liat nya kayak gtu…. Gue jadi takut."
“Ciah….. siapa juga yang liatin kamu” elak Anto.
“Eh…. Orang buta juga tahu kalii kalo loe tadi liatin gue, emang nya gue begok apa bisa loe kibullin” Dinda tampak sewot.
“Baru tahu kamu kalo kamu itu emang begok”
“Enak aja”
Dan jitakan pun mendarat di kepala Anto.
“Aduh… sakit tau” gerut Anto sambil mengusap – usap kepala karna terasa berdenyut-denyut.
“Makanya...” belom selesai Dinda ngomong udah di potong sama Laura yang entah sejak kapan ada di sebelah kiri tangan Anto.
“Anto, Kok kamu malah sering jalan berdua sama dia sih” kata Laura manja.
Dinda pun memajukan mulut dua centi ketika melihat Laura menggandeng tangan Anto.
“Laura apaan si malu tau di liatin orang” kata Anto sambil mencoba melepaskan diri dari Laura.
“Eh Laura…. Loe tu punya muka nggak si” Kata Dinda yang tak mampu menahan diri melihat ulah kegenitan Laura di hadapannya.
“Punya, emang loe nggak liat, oh iya gue lupa loe kan buta mana bisa liat” balas Laura sinis.
“Eh siapa yang buta perasaan loe deh yang buta, masak orang buta teriak buta nggak malu loe” Dinda nggak kalah sinis.
“Eh yang buta tu loe.”
“Nah tu loe nyadar kalo yang buta tu loe.”
“Ihh loe tu ya yebellin banget jadi cewek” tangan Laura sudah terangkat, namun kali ini Anto ternyata lebih cekat menahannya.
“Laura loe tu bisa nggak si nggak usah pake kekerasan kalo berantem."
“Anto kok loe malah belain dia si.”
“Emang kenapa kalo Anto belain gue, masalah buat loe” kata Dinda.
“Awas ya loe” berlalu meninggalkan Dinda dan Anto karna kepergian Laura Anto N Dinda malah tertawa nggak jelas.
“Ya udah mending kita pulang saja…… dari pada ketemu sama Laura ntar malah ribut lagi” memegang tangan Dinda biar mengikuti nya, Dinda hanya mengangguk ria.
Tak perlu berjam-jam buat sampai rumah karna tadi belum terlalu jauh
“Ya udah din sudah yampe kalo gitu loe kedalem gi”
“Loe serius pengen gue kedalem?”
“Ya iayalah masak loe mau kerumah gue.”
“Ya bukan gitu maksud gue.”
“Terust?”
“Tangan gue masih loe pegang juga” jawab Dinda sambil memandangi tangan mereka.
“Oh.Iya…. Maaf” Anto tampak salah tingkah
“Yaa udah kalo gtu gue kedalem dulu nya da Anto” kata Dinda pamitan,Anto hanya mengangguk
“Baru pulang din” kata seorang cowok yang sangat familiar di telinganya.
“DONI” raut kaget Jelas terpancar di wajah Dinda.
“Yup ni gue Doni” jawab Doni sambil melangkah menghampiri Dinda.
“Kok bisa?? Terust loe kesini bareng siapa??”
“ Doni kesini ikut papa” kata seorang cowok yang sangat iya rindukan . Sejenak Dinda masih menelaah apa ini beneran atau cuma mimpi.
“Itu papa kamu, katanya dia kangen sama anak nya” kata mama yang baru muncul dari dapur.
“Tunggu-tunggu maksud nya apa?? Dinda di sini kan baru satu minggu lebih dua hari???”
Doni hanya angkat bahu N papa nya malah senyum-senyum nggak jelas.
“Papa…. Nggak ngajak Dinda untuk pulang sekarang kan??”
“Kamu tenang aja sayang….. papa cuman mau jenguk mama sama nenek kamu kok” terang papa dan nggak tau kenapa Dinda yang mendengar nya jadi lega.
“Syukur deh kalo gtu” kata Dinda sambil mengeluarkan nafas lega.
“Ya udah din sana mandi bau tau” kata Doni meledek.
“ emang baru tau loe” kata Dinda ketus papa N mamanya hanya menggeleng
Setelah mandi Dinda ngajak Doni jalan-jalan katanya dia ingin melihat pandangan sorte hari karna setiap Dinda smsn sma Doni dia selalu bilang pemandangan disini kalo sore sangat indahN karna itu Doni penasaran, nggak jauh mereka jalan Dinda melihat Anto lagi jalan-jalan juga
“ANTO” kata Dinda ….. karna Anto merasa kalo namanya di panggil ia menoleh.
“Eh Dinda” melihat Doni ” dia”
“Oh… dia Doni, sahabat sekaligus kakak buat gue” terang Dinda.
“Doni” mengulurkan tangan.
“Anto” menyambut tangan Doni
“Oh iya nto loe yang ngajak dia jalan-jalan aja ya” memecah kan keheninga.
“Yau dah kalo gitu, mending loe pulang cuci tangan cuci kaki plus cuci mata” ledek Doni
Pletak sebuah jitakan mulus di kepala Doni.
“Aww skit dodol” Doni mengusap kepala.
“Bodo’" balas Dinda cuek. “Eh don katanya loe penasaran sama yang namanya Laura” kata Dinda tiba-tiba.
“He’eh…. Emang orang nya mana” kata Doni celingukan.
“Itu “ kata Dinda sambil menunjuk kearah Laura.
“Itu kembang desa di sini” Doni nggak percaya “ Anto… emang bener tu cewek kembang desa disini” kata Doni yang menunjuk kea rah Laura
“Iya.. dia kembang desa di sini, emang kenapa loe naksir sama dia” kata Anto yang behasil membuat Doni ngakak nggk berhenti - henti.
“Loe yakin dia kembang desa di sini” kata Doni di sela-sela ketawa nya
Dan di balas anggukan mantap oleh Anto.
“Gila… pada buta apa” kata Dino di sela tawanya.
“Maksut nya” Anto masih nngak ngerti.
“Eh gue nggak habis fikir orang-orang disin pada rabun kale ya” kata Doni, tapi Anto malah makin nggak ngerti apa yang di maksut Doni.
“Maksutnya kok aku makin nggak ngerti”.
“Gini-gini, dia itu kan jelek masak kembang desa sih, ya gayanya si ok lah tapi make up nya huahahaha”.
Sebelum Doni selesai ngomong udah ketawa duluan sedangkan Dinda udah dari tadi ilang nggak tau ke mana.
“O“ Anto hanya ber O ria.
“Yaudah deh tadi kan loe di amanti oleh Dinda buat ngajak gue jalan-jalan?”
“Oh iya, ayok”
“Kita mau kemana” Tanya Doni
“Ya jalan-jalan aja, kalo kamu mau kita ke tempat yang sering di kunjungi Dinda, gimana” ajak Anto.
“Boleh” Doni tampak mengiyakan.
Tak butuh waktu lama buat mereka ke sana, dan disana sudah ada Dinda yang sedang asyik mendengarkan lagu dan memejamkan matanya.
“Huayoooo” Doni langsung mengagetkan Dinda “Katanya loe ada urusan kok disini” Tanya Doni tanpa memperdulikan reaksi dari Dinda.
“Eh dodol, Loe mau bunuh gue” geram Dinda saat sudah bisa mengatasi jantung nya.
“Yeee emangnya loe punya penyakit jantung? Lagian loe kan masih muda” jawab Doni dengan tampang soo cool andalanya .
Pleetak sebuah jitakan mulus ke kepala Doni dua kali dan itu juga berhasil membuat Anto tertawa nagakak
“Makanya itu kan gue belom tua jadi gue belom siap” balas Dinda santai.
“Eh dodol sakit tau……, lagian loe lagi ngetawain emang ada yang lucu” kta Doni terdengar ketus.
“Maaf-maaf , ya habis kamu masak bisa kena dua kali…. Orang keledai aja nggak yampe dua kali ” kata Anto di sela-sela ketawa.
Doni hanya menatap tajam ke Anto
“Eh din loe kenapa sih, apa loe nggak suka gue kesini” kata Doni .
Dinda hanya menggeleng kepalanya pelan .
“Terust kalo nggak napa tuh muka kusut” Doni masih heran.
“Gue nggak kenapa-kenapa, lagian loe jadi cowok kepo”.
“Eh udah hamper hujan ni, apa kalian mau hujan-hujanan” kata Anto saat melihat langit mendung.
“Mending kalian pulang duluan deh” jawab Dinda sambil memasang airphone ya lagi.
“Nggak ada, pulang” kata Doni sambil megang tangan Dinda biar dia ngikut.
Setelah sampai di rumah Dinda hanya bengong melihat hujan turun.
“Din loe kenapa si” kata Doni hawatir.
“Loe pernah nggak rasa takut kehilangan” kata Dinda dan hanya di balas anggukan oleh Doni.
“Terusst loe pernah nggak ngerasa marah pada seseorang karna dia deketin orang lain” sambung Dinda.
“Ya pernah lah” jawab Doni “Ngomong-ngomong kok loe tumben nanya kayak gtu” Tanya Doni curiga.
“Gue nggak tau don, tiba-tiba aja perasaan takut kehilangan Anto hinggap di kepala gue” Dinda tak bersemangat.
Doni hanya mengangguk-angguk “Itu namanya loe jatuh cinta” kata Doni
“Loe bener mungkin saat ini gue sedang jatuh cinta."
“Udahlah din, lagian kan masih satu minngu kurang….., loe manfatin sebaik-baik nya ok” kali ini Doni berusaha menasehati.
“Ok don, loe emang T-O-P B-G-T deh hehehe."
“Iya donk, Doni” balas Doni memebanggakan dirinya.
“Pantang di puji “ gantian Dinda yang meledek.
Dan di susul ketawa bersamaan.
“Gue tidur duluan ya don” pamit Dinda.
“Iya…. Yang yenyak, jangan lupa mimpiin Anto ok din."
“Sialan loe” gerut Dinda mencibir sinis.
Pagi harinya, tidak seperti biasanya, Dinda sengaja merubah penampilannya. Membiarkan rambutnya tergerai dengan bando merah di kepalanya. Membuat nya terlihat imut, bahkan begitu melihat Doni langsung memberikan komentarnya.
“Ckckckck mau kemana sih..cantik bener gue boleh nggak ngelamar jadi penjaga hati” ledek Doni
Dinda tidak membalas, tapi tatapan tajam yan ia lemparkan sudah lebih dari cukup mengantikannya.
“Don udah lah jangan di ledekin terus ntar nangis lagi” ledek papa.
“Ih Dinda udah gede tau masa’ nangis” elak Dinda.
“Udah udah, kalian ini,” mama menengahi
Dinda hanya tersenyum
“Ya udah ma, pa, don, Dinda pamit nya” pamit Dinda.
Setelah berjalan mereka hanya diem nggak seperti biasanya yang di kelilingi oleh pecandaan.
Sesampainya di tempat tujuan.
“Eh din kalo boleh jujur hari ini kamu cantik banget” kata Anto membuyarkan keheningan
Dinda hanya tersenyum simpul.
“Din, Aku boleh ngomong nggak sama kamu?” tanya Anto terbata-bata.
“Boleh, ngomong aja”.
“Din……. Aku……aku…… aku.... suka …..sama …kamu” kata Anto.
Dan Dinda hanya menunduk dan tersenyum sebelum ia menghadap Anto.
“Gimana din, Kamu mau nggak jadi pacarku? Aku tahu sebentar lagi kamu akan pulang tapiii…., stidak nya aku bisa miliki mu jadi pacarku bukan jadi sahabat ku….. “ terang Anto.
“Iya nto aku mau kok jadi pacar mu” kata Dinda masih dengan menunduk.
“Kamu serius din” kata Anto memastikan.
“Iya” jawab Dinda tegas dan yakin “ tapi Anto masa’ kita putus saat aku pulang ke Jakarta si” sambung Dinda.
“Ya mau gi mana" jawab Anto kurang semangat “Udahlah din yang terpenting selama kamu disini aku akan selalu ada di dekat mu N saat liburan nanti kan kita bisa ketemu lagi” sambung nya.
“Anto pasti nanti aku akan kangen sama kamu” kata Dinda, tak tersa air mata yang kini mengalir dengan sendirinya .
“Jangan nangis donk din, kita kan baru jadian masak nangis-nangisan sih din” kata Anto yang mengusap air mata di pipi nya Dinda.
“I LOVE YOU DIN.”
“LOVE YOU TOO ANTO.”
“Nah gitu donk senyum kan keliatan lebih cantik” goda Anto.
“Apaan si” kata Dinda malu.
“Din kamu tau nggak kenapa aku bisa jatuh cinta sama kamu” Tanya Anto.
“Nggak” kata Dinda sambil menatap Anto yang kini sedang menatap nya.
“Karna kamu adalah orang yang bisa bikin seneng, yaman,N selalu ketawa, makasih ya din” kata Anto sambil mencium kening Dinda.
“Din misalkan nanti kamu ke Jakarta jangan lupakan aku ya walaupun kita nggak bisa smsn maupun telponan kan kamu tau sendiri kalo disini signal nya kan susah” terang Anto dan Dinda hanya mengangguk.
“Tapi kamu juga jangan ngelupain aku ya nto” kata Dinda.
“Pasti din aku janji” menunjukkan kelingking sebagai tanda janji.
“Anto misalkan ada cewek yang lebih dari aku apa kamu akan ngelupain aku”.
“Nggak din, mau ada 1000 orang baik kayak apa juga aku akan selalu setia sama kamu din” jawab Anto simpel namun terdengar tegas.
“Maakasih nto aku percaya sama kamu” kata Dinda sambil memeluk Anto.
To Be continue..
Detail cerpen :
Judul cerpen : Cintaku bersemi di desa
Penulis : Ida Ajha
Email : idhaajha16@gmail.com
Seikit komentar untuk penulisnya. Ya ela, ini cerpen apa kumpulan dialog si?. Masa dari awala sampe akhir percakapan semua. Hadeeeee
Biar makin banyak yang baca, sekiranya bermanfaat silahkan di share ya....
Oke lah, dari pada terus penasaran kayaknya lebih baik langsung lanjut baca aja deh. Ya nggak?. Sekedar info, Next adalah the last part. Happy reading.....
Eh, hampir aja lupa. Cebung Cintaku Bersemi di Desa adalah cerpen kiriman dari reader. Sekedar mengingatkan, buat yang pengen cerpennya nangkring di sini juga boleh kok. Caranya gampang tinggal kirim aja ke Anamerya17@gmail.com . Di tunggu karya nya ya...
Namanya juga jatuh, pasti sakit. Lain ceritanya jika jatuh cinta. Apa lagi kalau jatuh cinta karena terjatuh. Baiklah, kalimatnya cukup belibet sepertinya. Intinya sejak kejadian Dinda yang jatuh akibat terserempet motor kemaren, ternyata mampu mendekatkan hubungan antara ia dan Anto.
“Din kita mau jalan kemana nih?” Tanya Anto.
“E...” Dinda tidak langsung menjawab.“Gimana kalo kita ke pantai?"
“Ogah ah” tolak Anto.
“Lho kenapa?”
“Masak kita ke pantai jalan kaki, jauh tau.”
“Loe tu cowok pa cewek si?"
“Ya cowok lah.”
“Cowok jadi-jadian maksud loe huahahahaha” ledek Dinda.
Sedangkan yang di ledek hanya menatap Dinda dengan intens
“Eh… loe kenapa si, gue tau gue cantik tapi nggak usah liat nya kayak gtu…. Gue jadi takut."
“Ciah….. siapa juga yang liatin kamu” elak Anto.
“Eh…. Orang buta juga tahu kalii kalo loe tadi liatin gue, emang nya gue begok apa bisa loe kibullin” Dinda tampak sewot.
“Baru tahu kamu kalo kamu itu emang begok”
“Enak aja”
Dan jitakan pun mendarat di kepala Anto.
“Aduh… sakit tau” gerut Anto sambil mengusap – usap kepala karna terasa berdenyut-denyut.
“Makanya...” belom selesai Dinda ngomong udah di potong sama Laura yang entah sejak kapan ada di sebelah kiri tangan Anto.
“Anto, Kok kamu malah sering jalan berdua sama dia sih” kata Laura manja.
Dinda pun memajukan mulut dua centi ketika melihat Laura menggandeng tangan Anto.
“Laura apaan si malu tau di liatin orang” kata Anto sambil mencoba melepaskan diri dari Laura.
“Eh Laura…. Loe tu punya muka nggak si” Kata Dinda yang tak mampu menahan diri melihat ulah kegenitan Laura di hadapannya.
“Punya, emang loe nggak liat, oh iya gue lupa loe kan buta mana bisa liat” balas Laura sinis.
“Eh siapa yang buta perasaan loe deh yang buta, masak orang buta teriak buta nggak malu loe” Dinda nggak kalah sinis.
“Eh yang buta tu loe.”
“Nah tu loe nyadar kalo yang buta tu loe.”
“Ihh loe tu ya yebellin banget jadi cewek” tangan Laura sudah terangkat, namun kali ini Anto ternyata lebih cekat menahannya.
“Laura loe tu bisa nggak si nggak usah pake kekerasan kalo berantem."
“Anto kok loe malah belain dia si.”
“Emang kenapa kalo Anto belain gue, masalah buat loe” kata Dinda.
“Awas ya loe” berlalu meninggalkan Dinda dan Anto karna kepergian Laura Anto N Dinda malah tertawa nggak jelas.
“Ya udah mending kita pulang saja…… dari pada ketemu sama Laura ntar malah ribut lagi” memegang tangan Dinda biar mengikuti nya, Dinda hanya mengangguk ria.
Tak perlu berjam-jam buat sampai rumah karna tadi belum terlalu jauh
“Ya udah din sudah yampe kalo gitu loe kedalem gi”
“Loe serius pengen gue kedalem?”
“Ya iayalah masak loe mau kerumah gue.”
“Ya bukan gitu maksud gue.”
“Terust?”
“Tangan gue masih loe pegang juga” jawab Dinda sambil memandangi tangan mereka.
“Oh.Iya…. Maaf” Anto tampak salah tingkah
“Yaa udah kalo gtu gue kedalem dulu nya da Anto” kata Dinda pamitan,Anto hanya mengangguk
“Baru pulang din” kata seorang cowok yang sangat familiar di telinganya.
“DONI” raut kaget Jelas terpancar di wajah Dinda.
“Yup ni gue Doni” jawab Doni sambil melangkah menghampiri Dinda.
“Kok bisa?? Terust loe kesini bareng siapa??”
“ Doni kesini ikut papa” kata seorang cowok yang sangat iya rindukan . Sejenak Dinda masih menelaah apa ini beneran atau cuma mimpi.
“Itu papa kamu, katanya dia kangen sama anak nya” kata mama yang baru muncul dari dapur.
“Tunggu-tunggu maksud nya apa?? Dinda di sini kan baru satu minggu lebih dua hari???”
Doni hanya angkat bahu N papa nya malah senyum-senyum nggak jelas.
“Papa…. Nggak ngajak Dinda untuk pulang sekarang kan??”
“Kamu tenang aja sayang….. papa cuman mau jenguk mama sama nenek kamu kok” terang papa dan nggak tau kenapa Dinda yang mendengar nya jadi lega.
“Syukur deh kalo gtu” kata Dinda sambil mengeluarkan nafas lega.
“Ya udah din sana mandi bau tau” kata Doni meledek.
“ emang baru tau loe” kata Dinda ketus papa N mamanya hanya menggeleng
Setelah mandi Dinda ngajak Doni jalan-jalan katanya dia ingin melihat pandangan sorte hari karna setiap Dinda smsn sma Doni dia selalu bilang pemandangan disini kalo sore sangat indahN karna itu Doni penasaran, nggak jauh mereka jalan Dinda melihat Anto lagi jalan-jalan juga
“ANTO” kata Dinda ….. karna Anto merasa kalo namanya di panggil ia menoleh.
“Eh Dinda” melihat Doni ” dia”
“Oh… dia Doni, sahabat sekaligus kakak buat gue” terang Dinda.
“Doni” mengulurkan tangan.
“Anto” menyambut tangan Doni
“Oh iya nto loe yang ngajak dia jalan-jalan aja ya” memecah kan keheninga.
“Yau dah kalo gitu, mending loe pulang cuci tangan cuci kaki plus cuci mata” ledek Doni
Pletak sebuah jitakan mulus di kepala Doni.
“Aww skit dodol” Doni mengusap kepala.
“Bodo’" balas Dinda cuek. “Eh don katanya loe penasaran sama yang namanya Laura” kata Dinda tiba-tiba.
“He’eh…. Emang orang nya mana” kata Doni celingukan.
“Itu “ kata Dinda sambil menunjuk kearah Laura.
“Itu kembang desa di sini” Doni nggak percaya “ Anto… emang bener tu cewek kembang desa disini” kata Doni yang menunjuk kea rah Laura
“Iya.. dia kembang desa di sini, emang kenapa loe naksir sama dia” kata Anto yang behasil membuat Doni ngakak nggk berhenti - henti.
“Loe yakin dia kembang desa di sini” kata Doni di sela-sela ketawa nya
Dan di balas anggukan mantap oleh Anto.
“Gila… pada buta apa” kata Dino di sela tawanya.
“Maksut nya” Anto masih nngak ngerti.
“Eh gue nggak habis fikir orang-orang disin pada rabun kale ya” kata Doni, tapi Anto malah makin nggak ngerti apa yang di maksut Doni.
“Maksutnya kok aku makin nggak ngerti”.
“Gini-gini, dia itu kan jelek masak kembang desa sih, ya gayanya si ok lah tapi make up nya huahahaha”.
Sebelum Doni selesai ngomong udah ketawa duluan sedangkan Dinda udah dari tadi ilang nggak tau ke mana.
“O“ Anto hanya ber O ria.
“Yaudah deh tadi kan loe di amanti oleh Dinda buat ngajak gue jalan-jalan?”
“Oh iya, ayok”
“Kita mau kemana” Tanya Doni
“Ya jalan-jalan aja, kalo kamu mau kita ke tempat yang sering di kunjungi Dinda, gimana” ajak Anto.
“Boleh” Doni tampak mengiyakan.
Tak butuh waktu lama buat mereka ke sana, dan disana sudah ada Dinda yang sedang asyik mendengarkan lagu dan memejamkan matanya.
“Huayoooo” Doni langsung mengagetkan Dinda “Katanya loe ada urusan kok disini” Tanya Doni tanpa memperdulikan reaksi dari Dinda.
“Eh dodol, Loe mau bunuh gue” geram Dinda saat sudah bisa mengatasi jantung nya.
“Yeee emangnya loe punya penyakit jantung? Lagian loe kan masih muda” jawab Doni dengan tampang soo cool andalanya .
Pleetak sebuah jitakan mulus ke kepala Doni dua kali dan itu juga berhasil membuat Anto tertawa nagakak
“Makanya itu kan gue belom tua jadi gue belom siap” balas Dinda santai.
“Eh dodol sakit tau……, lagian loe lagi ngetawain emang ada yang lucu” kta Doni terdengar ketus.
“Maaf-maaf , ya habis kamu masak bisa kena dua kali…. Orang keledai aja nggak yampe dua kali ” kata Anto di sela-sela ketawa.
Doni hanya menatap tajam ke Anto
“Eh din loe kenapa sih, apa loe nggak suka gue kesini” kata Doni .
Dinda hanya menggeleng kepalanya pelan .
“Terust kalo nggak napa tuh muka kusut” Doni masih heran.
“Gue nggak kenapa-kenapa, lagian loe jadi cowok kepo”.
“Eh udah hamper hujan ni, apa kalian mau hujan-hujanan” kata Anto saat melihat langit mendung.
“Mending kalian pulang duluan deh” jawab Dinda sambil memasang airphone ya lagi.
“Nggak ada, pulang” kata Doni sambil megang tangan Dinda biar dia ngikut.
Setelah sampai di rumah Dinda hanya bengong melihat hujan turun.
“Din loe kenapa si” kata Doni hawatir.
“Loe pernah nggak rasa takut kehilangan” kata Dinda dan hanya di balas anggukan oleh Doni.
“Terusst loe pernah nggak ngerasa marah pada seseorang karna dia deketin orang lain” sambung Dinda.
“Ya pernah lah” jawab Doni “Ngomong-ngomong kok loe tumben nanya kayak gtu” Tanya Doni curiga.
“Gue nggak tau don, tiba-tiba aja perasaan takut kehilangan Anto hinggap di kepala gue” Dinda tak bersemangat.
Doni hanya mengangguk-angguk “Itu namanya loe jatuh cinta” kata Doni
“Loe bener mungkin saat ini gue sedang jatuh cinta."
“Udahlah din, lagian kan masih satu minngu kurang….., loe manfatin sebaik-baik nya ok” kali ini Doni berusaha menasehati.
“Ok don, loe emang T-O-P B-G-T deh hehehe."
“Iya donk, Doni” balas Doni memebanggakan dirinya.
“Pantang di puji “ gantian Dinda yang meledek.
Dan di susul ketawa bersamaan.
“Gue tidur duluan ya don” pamit Dinda.
“Iya…. Yang yenyak, jangan lupa mimpiin Anto ok din."
“Sialan loe” gerut Dinda mencibir sinis.
Pagi harinya, tidak seperti biasanya, Dinda sengaja merubah penampilannya. Membiarkan rambutnya tergerai dengan bando merah di kepalanya. Membuat nya terlihat imut, bahkan begitu melihat Doni langsung memberikan komentarnya.
“Ckckckck mau kemana sih..cantik bener gue boleh nggak ngelamar jadi penjaga hati” ledek Doni
Dinda tidak membalas, tapi tatapan tajam yan ia lemparkan sudah lebih dari cukup mengantikannya.
“Don udah lah jangan di ledekin terus ntar nangis lagi” ledek papa.
“Ih Dinda udah gede tau masa’ nangis” elak Dinda.
“Udah udah, kalian ini,” mama menengahi
Dinda hanya tersenyum
“Ya udah ma, pa, don, Dinda pamit nya” pamit Dinda.
Setelah berjalan mereka hanya diem nggak seperti biasanya yang di kelilingi oleh pecandaan.
Sesampainya di tempat tujuan.
“Eh din kalo boleh jujur hari ini kamu cantik banget” kata Anto membuyarkan keheningan
Dinda hanya tersenyum simpul.
“Din, Aku boleh ngomong nggak sama kamu?” tanya Anto terbata-bata.
“Boleh, ngomong aja”.
“Din……. Aku……aku…… aku.... suka …..sama …kamu” kata Anto.
Dan Dinda hanya menunduk dan tersenyum sebelum ia menghadap Anto.
“Gimana din, Kamu mau nggak jadi pacarku? Aku tahu sebentar lagi kamu akan pulang tapiii…., stidak nya aku bisa miliki mu jadi pacarku bukan jadi sahabat ku….. “ terang Anto.
“Iya nto aku mau kok jadi pacar mu” kata Dinda masih dengan menunduk.
“Kamu serius din” kata Anto memastikan.
“Iya” jawab Dinda tegas dan yakin “ tapi Anto masa’ kita putus saat aku pulang ke Jakarta si” sambung Dinda.
“Ya mau gi mana" jawab Anto kurang semangat “Udahlah din yang terpenting selama kamu disini aku akan selalu ada di dekat mu N saat liburan nanti kan kita bisa ketemu lagi” sambung nya.
“Anto pasti nanti aku akan kangen sama kamu” kata Dinda, tak tersa air mata yang kini mengalir dengan sendirinya .
“Jangan nangis donk din, kita kan baru jadian masak nangis-nangisan sih din” kata Anto yang mengusap air mata di pipi nya Dinda.
“I LOVE YOU DIN.”
“LOVE YOU TOO ANTO.”
“Nah gitu donk senyum kan keliatan lebih cantik” goda Anto.
“Apaan si” kata Dinda malu.
“Din kamu tau nggak kenapa aku bisa jatuh cinta sama kamu” Tanya Anto.
“Nggak” kata Dinda sambil menatap Anto yang kini sedang menatap nya.
“Karna kamu adalah orang yang bisa bikin seneng, yaman,N selalu ketawa, makasih ya din” kata Anto sambil mencium kening Dinda.
“Din misalkan nanti kamu ke Jakarta jangan lupakan aku ya walaupun kita nggak bisa smsn maupun telponan kan kamu tau sendiri kalo disini signal nya kan susah” terang Anto dan Dinda hanya mengangguk.
“Tapi kamu juga jangan ngelupain aku ya nto” kata Dinda.
“Pasti din aku janji” menunjukkan kelingking sebagai tanda janji.
“Anto misalkan ada cewek yang lebih dari aku apa kamu akan ngelupain aku”.
“Nggak din, mau ada 1000 orang baik kayak apa juga aku akan selalu setia sama kamu din” jawab Anto simpel namun terdengar tegas.
“Maakasih nto aku percaya sama kamu” kata Dinda sambil memeluk Anto.
To Be continue..
Detail cerpen :
Judul cerpen : Cintaku bersemi di desa
Penulis : Ida Ajha
Email : idhaajha16@gmail.com
Seikit komentar untuk penulisnya. Ya ela, ini cerpen apa kumpulan dialog si?. Masa dari awala sampe akhir percakapan semua. Hadeeeee
Biar makin banyak yang baca, sekiranya bermanfaat silahkan di share ya....
0 komentar:
Silakan Gunakan Kolom berikut Untuk Bertanya Lebih lanjut"! Salam KELUARGA BESAR O-KAO!