Wednesday, 31 October 2012

Hati Yang Sempurna

Add caption

Salam Keajaiban!!!
Teman-teman yang baik, ada sebuah kisah yang sangat inspiratif mengenai kasih sayang, kepedulian dan arti berbagi. Semoga kisah ini dapat memberikan secercah inspirasi dan membuka mata hati kita yang mungkin selama ini tertutup.
Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang terindah di kota itu. Banyak orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memangbenar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau goresan sedikitpun dihati pemuda itu. Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan hatinya yang indah.
Tiba-tiba, seorang lelaki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke depan dan berkata “Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku ?”.Kerumunan orang-orang dan pemuda itu melihat pada hati pak tua itu. Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan yang lain ditempatkan di situ; namun tidak benar-benar pas dan ada sisi-sisi potongan yang tidak rata. Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali. Orang-orang itu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin pak tua itu mengatakan bahwa hatinya lebih indah ?
Pemuda itu melihat kepada pak tua itu, memperhatikan hati yang dimilikinya dan tertawa “Anda pasti bercanda, pak tua”, katanya. “Bandingkan hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah sempurna sedangkan hatimu tak lebih dari kumpulan bekas luka dan cabikan”.
“Ya”, kata pak tua itu,” Hatimu kelihatan sangat sempurna meski demikian aku tak akan menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah, setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya kuberikan kasihku, aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan kepada mereka, dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hati mereka untuk menutup kembali sobekan yang kuberikan.
Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, ada bagian-bagian yang kasar, yang sangat aku hargai, karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang telah bersama-sama kami bagikan. Adakalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya. Hal itulah yang meninggalkan lubang-lubang sobekan memberikan cinta kasih adalah suatu kesempatan. Meskipun bekas cabikan itu menyakitkan, mereka tetap terbuka, hal itu mengingatkanku akan cinta kasihku pada orang-orang itu, dan aku berharap, suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lubang lubang itu. Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya itu?”
Pemuda itu berdiri membisu dan airmata mulai mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah pak tua itu, menggapai hatinya yang begitu muda dan indah, lalu merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan hatinya kepada pak tua dengan tangan-tangan yang gemetar. Pak tua itu menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya dan kemudian mengambil sesobek dari hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu. Sobekan itu pas, tetapi tidak sempurna, karena ada sisi-sisi yang tidak sama rata. Pemuda itu melihat ke dalam hatinya, yang tidak lagi sempurna tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, karena cinta kasih dari pak tua itu telah mengalir ke dalamnya. Mereka berdua kemudian berpelukan dan berjalan beriringan.
Teman-teman, seringkali kita merasa bahwa diri kita hebat dan merasa sempurna. Kadangkala kita merasa diri kita menjadi orang yang memiliki hati yang baik dan sempurna, namun justru kesempurnaan yang kita miliki membuat hati orang lain terluka. Dan sangat jarang kita mau berbagi hati ini untuk menutupi luka orang lain yang kita buat terluka, karena kita terlalu khawatir kesempurnaan itu akan hilang atau berkurang karena kita memberikannya kepada orang lain. Namun pada hakikatnya, kesempurnaan hati seseorang bukanlah dilihat dari seberapa rapat dia mengunci dan menyembunyikan hatinya, akan tetapi seberapa banyak dia memberikan hati itu kepada orang lain, dimana hati yang diberikan kepada orang lain dapat melengkapi dan menutupi luka.
Ya, maka bukalah hatimu, dan berikanlah hati itu kepada orang lain, agar orang lain dapat merasakan betapa indahnya hatimu, dan biarkanlah orang lain memberikan hatinya kepadamu untuk menutupi lukanya. Karena dengan saling melengkapi itulah hakikatnya sebuah kesempurnaan.
Selamat berbagi dengan sepenuh hati!!!


sumber

0 komentar:

Silakan Gunakan Kolom berikut Untuk Bertanya Lebih lanjut"! Salam KELUARGA BESAR O-KAO!